Jumat, 07 Desember 2012

KANDUNGAN NITROGEN PADA KOLAM PERAIRAN DAN SENDIMEN AKIBAT AKTIVITAS KJA



KANDUNGAN NITROGEN PADA KOLAM PERAIRAN DAN SENDIMEN AKIBAT AKTIVITAS KJA

Oleh

                                       Dian Riska Yani       : 1111102010005
                                                 Putri  Narisah             :  1111102010010
Rahma                         :  1111102010013
           Ririn Alvianita             :  1111102010023
     Vitra Anjar             :  1111102010040
                                    Zulfiadi Syahputra      :  1111102010045



JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
KOODINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2012



























BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Waduk Cirata merupakan waduk yang berada pada aliran Sungai Citarum. Waduk tersebut terletak di antara waduk Saguling dan waduk Jatiluhur, dengan luas 6.200 Ha. Waduk ini dibangun pada tahun 1988, terletak di tiga kabupaten yaitu Cianjur, Bandung, dan Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Pembangunan waduk pada awalnya di peruntukkan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) disamping itu waduk ini juga memiliki potensi sebagai irigasi pertanian, perikanan, perhubungan, dan daerah wisata. Selama beberapa tahun belakangan ini perkembangan Waduk Cirata semakin meningkat khususnya pada sektor perikanan budidaya Karamba Jaring Apung (KJA). Perkembangan budidaya KJA yang selalu meningkat jumlahnya diduga sudah melebihi kapasitas waduk sehingga dapat menurunkan daya dukung waduk. Jumlah ideal KJA yang diperbolehkan adalah 12.000 KJA, namun jumlah yang sesungguhnya terdapat pada waduk tersebut melebihi jumlah ideal yang diperbolehkan. Jumlah KJA yang terhitung sampai tahun 2003 sudah mencapai 38.286 KJA. Jumlah yang semakin tidak terkendali dari KJA ini menyebabkan beberapa masalah lingkungan yang akan berpengaruh pada kegiatan KJA. Kegiatan budidaya ikan yang dilakukan di Waduk Cirata merupakan kegiatan yang intensif sehingga menggunakan pakan tambahan (pelet). Pakan tambahan biasanya mengandung protein yang tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan ikan. Pakan komersial mengandung lebih dari 20% protein di dalamnya. Pakan tambahan (pelet) yang diberikan tidak semuanya efektif termakan oleh ikan. Sisa pakan yang tidak termakan akan meningkatkan kandungan nitrogen di perairan akibat dekomposisi protein yang terkandung didalam pelet. Selain sisa pakan, hasil metabolism ikan-ikan budidaya berupa feses yang banyak mengandung ammonia (NH3) akan meningkat jumlahnya. Pada konsentrasi yang berlebihan ammonia akan mematikan bagi ikan dan bagi organism perairan lainnya. Kegiatan budidaya KJA secara tidak langsung akan meningkatkan konsentrasi nitrogen di perairan. Peningkatan ini tentunya akan berdampak bagi ekosistem perairan dan bagi pertumbuhan organisme perairan didalamnya, serta akan menurunkan kualitas air yang akhimya menurunkan produktivitas perairan waduk tersebut.
1.2   Rumusan Masalah

Meningkatnya jumlah KJA pada waduk Cirata sudah melebihi dari batasan  yang diperbolehkan. Hal ini akan berdampak bagi penurunan daya dukung dari waduk. Selain
itu keberadaan KJA akan menambah kandungan bahan organik dari sisa-sisa pakan dan feses dari ikan. Kondisi perairan waduk yang relative tenang menyebabkan terakumulasinya kandungan nitrogen di perairan dan dapat menyebabkan sedimentasi pada dasar waduk. Limbah yang dibasilkan dari kegiatan KJA sebagian besar mengandung nitrogen. Pakan tambahan yang digunakan pada budidaya KJA biasanya mengandung protein yang tinggi untuk meningkatkan perturnbuhan ikan. Protein mengandung 16% nitrogen di dalamnya. Nitrogen ini selain dihasilkan oleh sisa pakan juga bisa berasal dari sisa metabolisme urine maupun tinja dari biota akuatik yang berupa ammonia (NH3). Amonia  (NH3) dalam jumlah yang berlebihan bersifat toksik pada ikan sehingga keberadaannya di perairan akan menghambat pertumbuhan ikan bahkan bisa menyebabkan kematian pada ikan.














BAB II
PEMBAHASAN



Nitrogen ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer, namun tidak dapat digunakan secara langsung oleh organisme karena memerlukan energi yang besar untuk memecah ikatan rangkap tiga gas nitrogen. Di perairan nitrogen ditemukan dalam dua bentuk yaitu; nitrogen terlarut (disolved) dan tidak terlarut (particulate) dan keduanya tidak dapat langsung digunakan oleh organisme yang lebih tinggi, melainkan harus ditransformasikan terlebih dahulu oleh bakteri dan jamur. Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transfonnasi sebagai bagan dari siklus nitrogen yaitu:
1)      Asimilasi nitrogen anorganik (ammonia dan nitrat) oleh tumbuhan dan mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya asam amino dan protein. Proses ini terutama dilakukan oleh bakteri autotrof dan tumbuhan.
2)      Fiksasi gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen organik oleh mikroorganisme. Fiksasi gas nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh beberapa jenis algae Cyanophyta (blue-green algae) dan bakteri.
3)      Nitrifikasi, yaitu oksidasi amonia lnenjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik, menyukai suhu 30°C.
4)      Amonifikasi nitrogen organik untuk menghasilkan amonia selama proses dekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan jamur. Autolisis (pecahnya) sel dan ekskresi amonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai pemasok amonia.
5)      Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, dinitrogen oksida (N2O), dan molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi anoksik (tak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikai pada perairan dengan kondisi anaerob.

Transformasi nitrogen yang tidak melibatkan faktor biologi adalah volatilisasi, penyerapan, dan pengendapan (sedimentasi). Sumber utama nitrogen antropogenik di perairan berasal dari wilayah pertanian dan perikanan yang menggunakan pupuk pakan buatan secara intensif maupun kegiatan domestik.
Penelitian bertujuan untuk mengkaji kandungan nitrogen di perairan dan di dasar sedimen, yang diakibatkan oleh aktivitas Karamba Jaring Apung (KJA).  Penelitian dilakukan di Waduk Cirata dari bulan Juli sampai September tahun 2006. Terdapat empat stasiun pengamatan yaitu, inlet waduk (stasiun I), daerah  KJA sedang (stasiun 2), daerah KJA padat (stasiun 3), clan outlet waduk (stasiun  4). Terdapat dua jenis sampel yang diambil yaitu sampel air dan sampel sedimen. Sampel air diambil secara vertikal di setiap stasiun pada interval 10 meter (0 m, 10 m, 20 m, 30 m) dan kedalaman dekat dasar (interface). Sampel sedimen diambil satu kali pada setiap stasiun. Nitrogen yang diteliti pada penelitian ini antara lain; ammonia total (NH3 dan NH4, nitrit (NO2), nitrat (NO3), nitrogen total (untuk nitrogen di perairan), ammonium (NH4), nitrat (NO3), nitrogen total (untuk nitrogen di sedimen). Analisis statistik untuk nitrogen di perairan  menggunakan Rancangan Petak Terbagi, untuk nitrogen di sedimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Kandungan ammonia total pada perairan mengalami peningkatan pada setiap penambahan kedalaman, Konsentrasi ammonia bebas (NH3) memiliki kecenderungan mengalami penurunan, sedangkan ammonium (NH4)memiliki  kecenderungan mengalami peningkatan pada setiap penambahan kedalaman. Kandungan nitrit dan nitrat pada perairan cenderung mengalami penurunan, kecuali pada stasiun 1 yang cenderung meningkat di setiap kedalamannya. Kandungan ammonium , nitrat dan nitrogen total  pada sedimen cenderung mengalami peningkatan pada stasiun 4 . Tekstur sedimen banyak ditemukan dalam bentuk liat. Tekstur liat diduga  memiliki kemampuan mengikat ammonium lebih baik dibandingkan nitrat. Perairan waduk Cirata berdasarkan kandungan ammonia total menurut kesuburannya digolongkan kedalam perairan Eutrofik.
            Nitrogen yang terdapat di perairan tawar ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya molekul N2 terlarut, asam amino, ammonia . Sumber nitrogen alami berasal dari air hujan (presipitasi), fiksasi nitrogen dari air dan sedimen, dan limpasan dari daratan dan air tanah. Nitrogen dapat berasal dari limbah pertanian, pemukiman, dan limbah industri. Nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas ammonia , amonium nitrat , dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan urea. Sumber nitrogen organik di perairan berasal dari proses pembusukan makhluk hidup yang telah mati, karena protein dan polipeptida terdapat pada semua makhluk hidup sedangkan sumber antropogenik (akibat aktivitas manusia) adalah limbah industri dan limpasan dari daerah pertanian, kegiatan perikanan, dan limbah domestik.
           
























BAB III
PENUTUP



3.1 kesimpulan

Kandungan ammonia total pada perairan mengalami peningkatan pada  setiap penambahan kedalaman. Konsentrasi NH3 memiliki kecenderungan mengalami penurunan, sedangkan NH3 memiliki kecenderungan mengalami peningkatan pada setiap penambahan kedalaman. Kandungan nitrit dan nitrat  pada perairan cenderung mengalami penurunan, kecuali pada inlet waduk yang cenderung meningkat di setiap kedalamannya. Proses nitrifikasi masih berlangsung pada daerah inlet waduk, sedangkan pada daerah KJA sedang, daerah KJA padat, dan outlet waduk proses nitrifikasi terhainbat. Kandungan nitrogen total pada perairan cenderung mengalami peningkatan pada setiap penambahan kedalaman. Daerah KJA padat memiliki kandungan nitrogen total yang paling tinggi dibandingkan daerah yang lain.    Kandungan ammonium , nitrat  dan nitrogen total pada sedimen cenderung mengalami peningkatan pada daerah outlet waduk. total.  Perairan waduk Cirata berdasarkan kandungan ammonia total menurut kesuburannya digolongkan kedalam perairan Eutrofik. Konsentrasi ammonia  bebas (NH3) pada permukaan perairan sudah melebihi baku mutu (PP No 82 Tahun 2001), sedangkan konsentrasi nitrit (NO3) dan nitrat (NO4) masih dalam kisaran baku mutu perairan.











Daftar Pustaka


Asmawi, S. 1983. Pemelilzaraan Ikan dalam Karamba. Gramedia. Jakarta.

Hehanusa P.E dan Haryani G. S. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). IHPUNESCO.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dun Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan
         Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Wardoyo, S.T.H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu
         Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar